5 November 2015

Ada Apa Setelah Kebakaran Hutan?

Bencana kebakaran hutan dan lahan yang melanda negeri ini perlahan padam. Upaya pemadaman yang dilakukan tidak dapat memadamkan si jago merah. Hujan deras ciptaanNya juga yang berhasil memadankannya. Manusia hanya berkoar-koar tetapi hanya kesombongan saja yang ditampilkan, hasilnya nol, tidak bisa memadamkan api. Kebakaran lahan dan hutan tahun ini memang luar biasa. Karena luasnya hutan dan lahan yang terbakar sangat luas. Luar biasa efek yang ditimbulkan sangat luas hanya 7 propinsi yang tidak terkena dampak kabut asap. Bahkan kita sanggup "mengekspor" asap sampai Malaysia, Singapura, Filipina serta Thailand. Sehingga mengganggu udara negara tetangga kita. Sungguh memalukan .


Pasca kebakaran hutan dan lahan yang telah padam maka akan timbul efek yang mengikuti. Korban meninggal telah jatuh beberapa orang. Belum lagi ribuan orang terkena infeksi saluran pernafasan atas (ispa). Belum lagi dampak jangka panjang bagi kehidupan anak-anak  dimasa datang yang telah menghirup udara tercemar asap. Kualitas udara pun menjadi buruk.  Berapa triliun kerugian materi yang ditimbulkan. Kerugian akibat batalnya penerbangan, berapa kerugian maskapai penerbangan . Berapa kerugian dari penumpang yang batal mencapai kesepakatan bisnisnya. Berapa banyak kerugian dari pedagang yang tidak dapat berjualan . Berapa banyak nelayan yang batal melaut . Berapa banyak kapal kargo yang delay sandar karena kabut asap?  Pada siapa kita menagih kerugiannya? Seharusnya pemerintah yang mengganti kerugian tersebut karena ketidak mampuan pemerintah mengatasi kebakaran tersebut mengakibatkan kerugian pada rakyatnya. Pemerintah gagal melindungi warga negaranya.


Akibat yang tak kalah dahsyatnya adalah rusaknya ekosistem dan ekologi lahan dan hutan terbakar. Seharusnya pemerintah harus mengevaluasi pembukaan lahan sawit baru. Perlunya penghentian pembuatan lahan perkebunan. Kerusakan alam yang terjadi sudah sangat mengkhawatirkan. Suhu yang terus meningkat seharusnya disiasati dengan memperbanyak penanaman pohon dan pembuatan hutan baru. Hutan bisa menghidupkan lingkungan disekitarnya karena hutan dapat memberikan kehidupan. Kualitas udara yang baik dan ketersediaan cadangan air tanah salah satu efek positifnya. Bukan dengan membuat perkebunan yang hanya memperkaya oknum yang rakus. Si rakus ini takkan memperdulikan nasib masyarakat di sekitar perkebunan.


Apakah kita tidak jera dengan bencana yang selalu mendera negeri ini. Kala hujan banjir menenggelamkan rumah warga, kala kemarau kekeringan membakar dan melaparkan perut warga. Belum lagi tanah longsor menimbum rumah warga. Menimbun ladang warga. Semua terjadi karena kerusakan alam yang terjadi. Membuat rakyat sengsara.


Yang lebih memprihatinkan pemerintah juga tak peduli dengan keadaan ini. Tindakan dan program hanya lips style belaka. Yang ironis ada oknum pejabat yang malah melindungi si pembakar hutan. Karena menerima upeti atau menjadi beking penjahat tak bermoral ini.  Atau malah perusahaan oknum pejabat pelaku pembakaran. Malah mungkin menjadi komisaris atau pemilik saham perkebunan. Kapankah pemerintah berani menghukum pembuat rusak alami ini? Setelah negeri berumur 80 tahun hal ini masih terjadi. 80 tahun sudah ukuran umur renta bagi manusia , apakah negeri yang berumur 80 ini sadar dengan keadaaan ini? Kapankah perbuatan bodoh  ini berakhir sehingga alam kita lestari. Negeri toto tenteram loh jinawi.


0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © . FATAMORGANA - Posts · Comments
Theme Template by BTDesigner · Powered by Blogger